Jakarta, 31/07/2025 - Kementerian Pariwisata terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk menjawab tantangan overcapacities dan kemacetan lalu lintas di Bali. Salah satu langkah strategis yang kini menjadi perhatian adalah rencana pengembangan Transit Oriented Development (TOD) pariwisata dalam proyek Bali Subway.
Dalam Audiensi ini, Menteri Pariwisata Ibu Widiyanti Putri memimpin langsung rapat yang mempertemukan pemangku kepentingan utama, termasuk investor dari PT. Alam Mekar Dewata Properti, PT. Bumi Indah Prima, dan PT. Nest.
Permasalahan utama yang coba diatasi oleh proyek ini adalah kesenjangan antara kapasitas infrastruktur dengan jumlah populasi di kawasan Badung, Bali. Proyek ini dirancang sebagai solusi terhadap carrying capacity wilayah Badung yang kini telah melampaui batas. Meskipun secara administratif jumlah penduduknya hanya sekitar 500 ribu jiwa, kenyataannya terdapat sekitar 4 juta orang yang beraktivitas di wilayah ini setiap harinya, termasuk wisatawan. Hal ini menciptakan kemacetan parah di kawasan tersebut.
Proyek Bali Subway diharapkan dirancang sepenuhnya menggunakan pendanaan murni dari pihak swasta tanpa bergantung pada dana APBN maupun APBD. Infrastruktur bawah tanah ini akan dibangun sedalam 30 Meter dibawah tanah, hal ini guna menjaga jarak aman seperti pura dan tidak mengganggu aktivitas wisatawan yang ada di Bali. Pembangunan fase I Bali subway ini akan melintasi destinasi strategis seperti Tanah Lot, Cemagi, Canggu, Seminyak, hingga Kuta Central. Sementara itu Fase II akan menjangkau Jimbaran dan Nusa Dua, yang dikenal sebagai pusat kuliner dan MICE. Target penumpang diperkirakan mencapai 300.000 orang per hari dengan kecepatan kereta mencapai 100km/jam.
Pertemuan ini juga menghasilkan tindak lanjut, termasuk rencana koordinasi lanjutan antara Kementerian Pariwisata dengan Gubernur Bali dan K/L teknis terkait. Selain itu juga akan dibuat kajian dari sisi investasi. Kementeian Pariwisata berkomitmen menjadikan proyek ini sebagai contoh nyata pembangunan infrastruktur yang mendukung visi quality tourism.